BerandaNewsPDIP Sebut Bansos Jadi Alasan Tolak Tapera

PDIP Sebut Bansos Jadi Alasan Tolak Tapera

HOLOPIS.COM, JAKARTA – PDIP menolak dikatakan tidak konsisten atas program Tapera (Tabungan Perumahan Rakyat) yang saat ini tengah menuai polemik.

Dimana dalam periode terdahulu, PDIP mendorong agar pelaksanaan Tapera bisa segera direalisasikan. Namun, usai PDIP berseberangan dengan Presiden Jokowi, mereka mati-matian menolak program tersebut.

Sekjen PDIP Hasto Kristiyanto pun berkilah bahwa program pemotongan gaji karyawan itu harus melihat kondisi pemerintahannya. Diketahui bahwa PDIP akhirnya harus mundur setelah dua periode berkuasa.

“Ya undang-undang harus melihat konteks ketika diimplementasikan. Jadi, melihat bagaimana kondisi rakyat dan hal-hal yang bersifat wajib itu juga melihat bagaimana kondisi pemerintahannya,” kata Hasto dalam pernyataannya pada Kamis (6/6) seperti dikutip Holopis.com.

Penerbit Iklan Google Adsense

Hasto kemudian malah mengkambinghitamkan program bansos yang dianggap menguras anggaran negara.

“Kita kan baru pemulihan ini setelah pemilu dana terkuras dan bansos melonjak habis-habisan, ya dalam situasi itu recovery dulu, dong,” ujarnya.

Tak hanya itu, pria yang tersangkut kasus penghasutan di Polda Metro itu mengklaim bahwa kondisi keuangan warga saat ini masih membutuhkan waktu untuk pemulihan.

“Termasuk kemampuan ekonomi rakyat yang belum pulih sehingga hal itulah yang dikritisi oleh PDI Perjuangan,” dalihnya.

Hasto kemudian mengakui bahwa pada periode mereka berkuasa, proses pembuatan undang-undang tidak semuanya dapat sempurna.

“Di mana proses pembuatan undang-undang ada yang tidak sempurna sehingga nggak ada salahnya pemerintah dan DPR yang berasal dari rakyat mendengarkan suara rakyat, suara rakyat saat ini adalah menolak itu. Ya partai menyatukan diri dengan suara rakyat,” pungkasnya.

Sebagaimana telah diberitakan sebelumnya, Pemerintah telah mengeluarkan Peraturan Pemerintah (PP) Nomor 21 Tahun 2024 tentang Penyelenggaraan Tabungan Perumahan Rakyat.

Dalam PP terbaru itu, kepesertaan Tapera tidak hanya menyasar kalangan negeri sipil (PNS), tetapi juga pegawai swasta, BUMN, BUMD, BUMDes, TNI-Polri, sampai pekerja mandiri.

Dalam pelaksanaannya, iuran yang dibebankan kepada para peserta untuk program tersebut sebesar 3 persen, yang ditanggung bersama oleh pekerja dan perusahaan.

Namun, terkait aturan kepesertaan Tapera itu menuai protes luas dari kalangan pekerja dan pengusaha lantaran dinilai memberatkan. Sebab di sisi lain, pekerja dan perusahaan juga harus menanggung beban iuran untuk pajak penghasilan, jaminan kesehatan, jaminan ketenagakerjaan.

Baca Juga :

BERITA LAINNYA

Profil Agus Harimurti Yudhoyono, Pensiunan Mayor yang Kariernya Moncer

Agus Harimurti Yudhoyono atau yang kerap disapa AHY merupakan anak pertama dari pasangan Susilo Bambang Yudhoyono dan Kristina Herrawati atau yang dikenal sebagai Ani Yudhoyono.

Profil Nurdin Halid, Sosok Berpotensial Masuk Kabinet Mendatang

Nama politisi Partai Golkar, Nurdin Halid ikut masuk dalam bursa calon menteri di pemerintahan Prabowo Subianto dan Gibran Rakabuming Raka.

Profil Sufmi Dasco Ahmad, Kader Gerindra yang Digadang Jadi Mensetneg

Sufmi Dasco Ahmad merupakan Wakil Ketua Dewan Perwakilan Rakyat (DPR) dari Fraksi Gerindra.

Profil Fadli Zon, Kandidat Menteri di Pemerintahan Prabowo-Gibran

Fadli Zon digadang-gadang menjadi salah satu kandidat menteri dari kalangan Partai Gerindra. Pria kelahiran 1 Juni 1971 ini mendapatkan gelar Datuak Bijo Dirajo Nan Kuniang.

Profil Irawan Ronodipuro, Pengusaha yang Berpotensi Jadi Menko PMK

Nama politisi Partai Gerindra, Irawan Ronodipuro digadang-gadang menjadi sosok yang bakal didapuk menjadi Menko PMK

Profil Airlangga Hartarto, Sosok Dipercaya Jaga Gawang Menko Perekonomian

Sosok Airlangga Hartarto digadang-gadang masih akan betah ditempatkan di kursi Kementerian Koordinator Bidang Perekonomian Indonesia.

FEEDS NEWS

0 Shares
Share via
Copy link